Kepompong


Bismillah.

Assalamualaikum.

Halo.

Sambil ngabuburit ( kalo ngabuburit kan nunggu buka puasa, nah ini beda lagi, nunggu sahur) *lah kayaknya sama aja dah*. Lanjut,  ini adalah ketikan pertama saya di bulan yang sangat istimewa. Pasti anda bingung kenapa judulnya seperti itu kan?  *Saya sih mengharapkan anda bingung supaya tertarik membacanya, kalau enggak sih gapapa dah, yang penting anda membacanya*

Bulan kedondong, eh maksud saya Bulan kepompong. Iya, ada  beberapa alasan kuat mengapa saya memilih nama kedondong, eh kepompong. Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, eh maaf salah. Pertama, karena namanya lebih keren dibanding kepompong, eh kedondong. Nah, kan bingung. Berarti seharusnya anda tetap terus membaca ketikan ini, agar beberapa menit anda tidak terbuang secara percuma. Oke, kita lanjut…

Nah, mulai kita serius. Bulan kepompong. Mari kita hubungkan dengan bulan Ramadhan. Sudah? *kalau belum bilang ya!* Oke saya anggap sudah. Mungkin anda mulai menerka-nerka apaan sih menerka-nerka itu.

Oke, ini beneran deh. Bulan Ramadhan. Alhamdulillah, kita masih diberikan kesempatan untuk bertemu dengan bulan yang sangat istimewa. Bulan yang punya banyak banget namanya. Mulai dari bulan puasa, bulan maghfiroh (ampunan), bulan nuzulul al quran (turunnya al  Quran) sampai2 bulan juli (khusus apabila bertepatan dengan bulan juli) dan pokoknya masih banyak lagi dah. Tapi beberapa waktu lalu, guru spiritual saya (ya, seperti guru ngaji lah) bilang kalau bulan Ramadhan ini ibaratnya seperti tahapan kepompong. Iya, perkataanya sangat berkesan banget di otak saya. *jeng jeng jeng*

Mari kita telaah lebih lanjut lagi. Kepompong. Merupakan suatu tahapan dimana biasanya terjadi perubahan  yang seharusnya ke arah yang lebih baik, sama dengan halnya ulat menjadi kuda-kuda, eh kupu-kupu. Indah bukan kupu-kupu? Bukan. Soalnya indah teman saya, dan dia Alhamdulillah manusia. Eh, maksud saya bukan itu. Ya, pasti anda mengerti kan? Dari ulat yang tidak bisa terbang, berubah jadi kupu-kupu bisa terbang. Wuih, pasti senang sekali perasaan ulat, apalagi orang tuanya si ulat. Nah, tapi di dalam tahapan kepompong itu si ulat harus katanya “puasa” loh. Jadi, gak instan gitu. Ya, mana ada sih kesuksesan yang instan. Mie instan aja gak instan kan??

Nah, sama dengan halnya kita. Sebenarnya dan emang bener seharusnya emang harus bulan Ramadhan ini kita jadikana momentum untuk berubah ke arah yang lebih baik, sama halnya dengan si ulat. Oleh karena itu, seperti yang sudah saya ketik diatas, kalau kita harus bener-bener dalam tahapan “kepompong” itu. PUASA, dari dulu sampe sekarang mungkin kita sudah tahu apa itu puasa kan? Iya lah, habis senin kan puasa. *Itu SELASA!!!!* Maaf, Saya yakin anda sudah cukup paham dengan arti puasa kan. Tapi, dalam di terapkannya itu mungkin kita harus garis bawahi. Memang tidak mudah, saya tahu. Tapi memang “terbang” itu memang tidak mudah kan? Ingat, kupu-kupu indah loh….

Sudah berapa Ramadhan kita lewati? Sudah banyak kan? Tapi apakah adakah perubahan atau sama saja? Atau bahkan menjadi buruk? Saya kira anda dapat menjawabnya kan? Nah, kalau gitu “kepompong” kita ada yang salah ya? Dan saya harap kita dapat memperbaikinya. Aamiin.

Mungkin anda menganggap saya ya gitulah. Tapi, sebenarnya ketikan ini saya ketik untuk menyadarkan saya. Semoga ini menjadi tamparan kecil bagi kita. Karena tak ada yang menjamin kita akan bertemu dengan bulan yang indah ini kan tahun depan? Ya, semoga kita senantiasa diberikan kesehatan sehingga dapat bertemu lagi. Aamiin. Ingat, usaha keras tak akan pernah mengkhianati.

Terima Kasih

Wassalamualaikum.


Tangerang, 4 Juli 2015 M / 17 Ramadhan 1436 H

Salam hangat,

MFF




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Maafkanlah dan itu untuk kamu.

saya kembali.

Kamu sudah tahu? 5 fakta ini buat kamu bangga makan nasi uduk loh.