Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Maafkanlah dan itu untuk kamu.

Kapan terakhir kali kamu mendapati luka secara fisik? Jatuh dari motor, kaki terbentur kaki-kaki meja, atau tergelincir di lantai yang super licin hingga berdarah? Apa yang kamu lakukan untuk menghentikan rasa sakitnya? Dan berapa lama kamu menunggu untuk melakukan sesuatu untuk mengobatinya? Kita biasanya akan sangat proaktif kalau jasmani kita sakit. Karena kamu taulah, ini menyakitkan dan tidak nyaman! Bahkan jika kita harus mengalami lebih banyak penderitaan saat luka-luka dibersihkan dengan cairan alkohol, kita pasti akan lakukan itu, tanpa menunda-nunda, karena kita sangat fokus pada satu tujuan akhir: mengurangi, bahkan menghilangkan rasa sakit. Namun sayangnya, hal ini cenderung kita abaikan ketika kita mengalami luka-luka batin. Tampaknya, kita jauh merasa lebih senang mencari tahu seberapa besar penderitaan yang bisa kita tanggung, serta berkubang dalam rasa bersalah, menyesal, dendam, dan kebencian. Kita memperpanjang kesengsaraan ini dengan berkutat pada hal mengapa mereka

Untung Saja...

Jika kamu ingin mengubah hidupmu menuju ruang ketenangan secara radikal, perkuat keyakinanmu bahwa kita hidup di alam semesta yang melimpah ruah dan penuh hal-hal baik. Bersyukur atas semua hal yang telah terwujud untukmu dan semua kebaikan yang tertuju ke arahmu. Bersyukurlah atas sesuatu yang belum terwujud pun, seolah memberitahu Semesta bahwa yang kamu impikan akan/sudah tersedia, dan ini menempatkanmu pada jalur yang tepat untuk siap menerimanya. Untuk itu, singkarkan terlebih dulu dramamu tentang bagaimana kamu tidak dapat memiliki apa yang kamu impikan dan ganti dengan pengharapan penuh syukur bahwa keajaiban akan hadir di hidupmu.  Setiap kali sesuatu yang baik atau biasa atau menyebalkan bahkan menyedihkan terjadi padamu, hadapi peristiwa itu dengan pernyataan “untung saja, …” Dan isilah bagian yang kosong itu. Setelah mempraktekan ini secara teratur, kamu akan melihat betapa mudahnya untuk bersyukur lebih dari yang kamu sadari.  “Untung saja banku kempes dalam perjalanan pula

Laki-Laki dengan Kelas Bahasa Inggris (1)

Pertumbuhan memang bukan untuk pecundang, namun tidak ada tempat yang layak dan semenyakitkan menjalani hidup yang kamu miliki sekarang jika kamu tidak benar-benar mengejarnya. Jika kamu ingin mengendalikan hidup dan mengubahnya menjadi sesuatu yang “sangat khas-dirimu” secara paripurna dan spektakuler seperti orang hebat di luar sana, jangan berhenti gara-gara apapun! Bahkan ketika kamu harus menangis diam-diam di kosan temanmu, karena kamu takut dan gagal hingga 2x di kelas bahasa Inggris. Harus mengulang lagi di tahun depan, dan gagal lagi. Jangan gusar dan pundung! Alih-alih menganggap itu sebagai tanda bahwa tidak seharusnya kamu lanjutkan kelas itu, anggaplah kejadian itu membebaskan dirimu dan kamu sedang bergerak ke arah yang benar. Yakinlah. Percaya bahwa kehidupan di depan sudah menanti dan jauh lebih baik daripada yang lama. Bertahanlah jika perasaan yang tidak diinginkan itu datang. Apapun yang terjadi, tetaplah di jalurmu, karena tak ada yang lebih menakjubkan daripada men

Sebuah Pilihan

Untuk bisa mendapatkan kesuksesan itu memang susah. Harus kerja keras, harus terus belajar, harus berusaha mengendalikan diri. Dan yang paling susah adalah harus tetap melakukan semua itu secara konsisten walau fisik dan mental mulai terasa capek. Tapi masalahnya, jika sampai gagal dalam berkarir, hidup juga akan tetap susah. Mesti memikirkan biaya hidup, cicilan bulanan, dan tagihan rumah sakit. Hal yang sama juga berlaku dalam kehidupan pribadi. Menjalin hubungan baik dengan keluarga dan teman-teman memang susah, tapi hidup hanya sendirian juga tetap susah. Ga enak. Nah, tinggal kita yang harus memilih... Ingin hidup susah yang seperti apa? Ingin hidup susah yang membawa berkah atau hidup susah yang terasa hampa? Salam, Ditulis pada suatu waktu di penghujung tahun 2020